Jakarta - 05/12/22 - Pengelolaan arsip terus ditingkatkan sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam hal ini, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) bekerja sama dengan Nusameta dan Komunitas Historia Indonesia menyelenggarakan workshop dengan tema “Masa Depan Arsip, Sejarah dan Budaya di Era Metaverse: Mengenal Fungsi Metaverse dalam Melestarikan Sejarah dan Budaya Indonesia” secara daring dan luring di Ruang Serbaguna Noerhadi Magetsari, Senin (5/12).
Presiden Komunitas Historia Indonesia, Asep Kambali mengatakan, keberadaan metaverse ini tidak terpisahkan dengan budaya digital, dimana tidak hanya memindahkan suatu kebudayaan dalam bentuk digital, tetapi juga untuk hidup secara digital. Arsip menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan di dunia, bahkan arsip telah ada dari sebelum manusia lahir. Sehingga di metaverse ini akan mengurangi jumlah arsip fisik.
Gambaran atau bentuk kejadian berdasarkan arsip atau sejarah dapat diciptakan dalam metaverse, sehingga generasi saat ini dan mendatang dapat mengetahui sejarah secara visual. Hal ini seperti yang disampaikan CEO Nusameta, Stephen Ng.
“Kalau di metaverse sebuah kejadian sejarah dapat di-recreate kembali secara immersive agar generasi mendatang dapat mengalami dan mendapatkan pengalaman terkait kejadian di masa lampau, seolah-olah merasakan hal yang sama. Jika kita bisa membangun pengalaman immersive melalui Virtual Reality, maka akan ada kesempatan untuk mengalami kejadian-kejadian lintas ruang dan waktu, tanpa harus menuju ke lokasi di mana sejarah tersebut tersimpan,” papar CEO Nusameta, Stephen Ng.
Sebagai informasi, metaverse merupakan dunia maya, tempat di mana orang dapat bekerja, bermain, bersosialisasi dan dapat melakukan aktivitas seperti di dunia nyata. (sa)
( sa )
Penulis : sa