08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

ANRI Selenggarakan Webinar International - Gender Equality: Archival Documentary Heritage and Memory of the World

ANRI Selenggarakan Webinar International - Gender Equality: Archival Documentary Heritage and Memory of the World ANRI Selenggarakan Webinar International - Gender Equality: Archival Documentary Heritage and Memory of the World ANRI Selenggarakan Webinar International - Gender Equality: Archival Documentary Heritage and Memory of the World ANRI Selenggarakan Webinar International - Gender Equality: Archival Documentary Heritage and Memory of the World ANRI Selenggarakan Webinar International - Gender Equality: Archival Documentary Heritage and Memory of the World ANRI Selenggarakan Webinar International - Gender Equality: Archival Documentary Heritage and Memory of the World ANRI Selenggarakan Webinar International - Gender Equality: Archival Documentary Heritage and Memory of the World ANRI Selenggarakan Webinar International - Gender Equality: Archival Documentary Heritage and Memory of the World ANRI Selenggarakan Webinar International - Gender Equality: Archival Documentary Heritage and Memory of the World

15

Apr 21

ANRI Selenggarakan Webinar International - Gender Equality: Archival Documentary Heritage and Memory of the World

ANRI, Jakarta (15/04/2021) – Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) bekerja sama dengan Memory of the World (MOW) Indonesia serta UNESCO menyelenggarakan Webinar Internasional dengan tema Gender Equality: Archival Documentary Heritage and Memory of the World pada Kamis, 15 April 2021. Acara yang diselenggarakan secara virtual melalui aplikasi zoom meeting ini, disiarkan pula melalui kanal Youtube ANRI dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Acara webinar internasional ini diikuti oleh sekitar 1000 peserta yang berasal dari berbagai institusi dan masyarakat umum dan dibuka dengan beberapa sambutan (opening remarks) untuk memyampaikan secara singkat pentingnya penyelenggaraan webinar mengenai gender equality ini.

Adapun sambutan acara disampaikan oleh Ketua Komite Nasional MOW Indonesia, Dudi Hidayat, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Kemdikbud, Arief Rachman, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala ANRI, M. Taufik, dan Kepala LIPI, L. T. Handoko.

Selain dibuka dengan beberapa opening remarks, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,  I. G. A. Bintang Darmawati., juga hadir dalam webinar ini sebagai Keynote Speaker. Dalam paparannya, ia menekankan bahwa saat ini arsip Indonesia yang dapat dikategorikan sebagai MOW dari kategori Gender Equality Markers (GEM), ialah Arsip dari R. A. Kartini dan Arsip Kongres Perempuan Pertama.

Webinar Internasional dengan tema Gender Equality: Archival Documentary Heritage and Memory of the World  dimoderatori oleh Koordinator Kelompok Kerja Sama Internasional ANRI, Adhie Gesit Pambudi, dan menghadirkan beberapa narasumber, baik yang  berasal dari dalam negeri maupun luar negeri, antara lain Penasihat Komunikasi dan Informasi UNESCO, Dr. Ming-Kuok Lim yang menyampaikan mengenai pemahaman program kesetaraan gender dan cara mengaplikasikannya dalam warisan dokumenter.

Narasumber berikutnya, Peneliti Senior dari LIPI, Kurniawati H. Dewi  memaparkan mengenai kajian gender dan penelitian ilmiah mengenai arsip-arsip kesetaraan gender di Indonesia. Plt. Deputi Konservasi Arsip, Multi Siswati yang memaparkan perihal peningkatan kolaborasi untuk nominasi arsip kesetaraan gender pada MOW UNESCO. Sementara itu, Direktur Perpustakaan Universitas Leiden Belanda yang memaparkan tentang surat-surat Kartini sebagai warisan dokumenter dunia.

Pelaksanaan webinar mengenai gender equality ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran terhadap kesetaraan gender serta timbulnya kesadaran mengenai pentingnya warisan dokumenter budaya untuk dapat teregistrasi ke dalam warisan MOW, sehingga mendapatkan pengakuan dari MOW UNESCO.

ANRI sebagai lembaga kearsipan nasional, berupaya untuk mendukung program ini, karena hal ini dapat menjadi momentum bagi ANRI dalam membangun kesadaran publik terhadap kearsipan.

“Program ini harus segera diajukan dalam sebuah proses formal agar teregistrasi dalam Memory of the World. Warisan dokumenter mengenai gender berperan dalam membangun peradaban umat manusia di dunia, baik masa kini maupun masa mendatang. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia menilai penting dan sangat mengangkat permasalahan gender,” jelas Plt. Kepala ANRI, M. Taufik.

“Paradigma arsip adalah informasi dan sebuah pengetahuan. Sehingga harus diurus agar arsip dapat bermanfaat untuk mencerdasakan masyarakat di masa depan,” tambahnya.

Dalam paparan dari webinar gender equality ini, dijelaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menerapkan prinsip kesetaraan gender sebagaimana yang terdapat dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Hal ini tertuang pula di dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.

Namun, dalam daftar MOW, hanya ada empat dokumen dari 155 dokumen MOW yang berkaitan dengan pengarusutamaan gender dan keadilan gender dan sayangnya, dari keempat dokumen tersebut tidak ada satu pun dokumen yang berasal dari Indonesia. Sehingga, dengan adanya webinar mengenai Gender Equality: Archival Documentary Heritage and Memory of the World akan timbul kesadaran tinggi untuk melakukan identifikasi lebih lanjut mengenai arsip-arsip Indonesia yang berpotensi dapat dijadikan MOW.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,  I. G. A. Bintang Darmawati, dengan adanya kesetaraan gender dalam dokumentasi sejarah dunia melalui program UNESCO, yaitu MOW akan memberi manfaat yang bergharga bagi sisi sejarah, memberikan inspirasi serta motivasi untuk perjalanan kesetaraan gender. Pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasional merupakan strategi yang harus diterapkan di Indonesia.

( RRA )


Penulis : RRA

Bagikan

Views: 1137